Hari ini dia datang lagi.
dengan jubahnya yang hitam
pekat menutupi langit pagi ini.
entah ada urusan apa sampai
membuatnya datang sepagi ini.
Seperti biasa kedatangannya
selalu di buntuti oleh dingin.
Dingin menari-nari dengan
lincah di bawah jubah kebesarannya.
Seakan tak bisa menutupi
kegembiraannya,
Dalam sekejap dingin pun
sudah memenuhi atmosfir pagi ini.
Kutarik kembali
selimutku.
Berharap masih ada hangat
yang sembunyi dibaliknya.
Tapi ternyata sia-sia.
Hangat pun telah tiada, ia
pergi entah kemana.
Ia pergi mengasingkan diri,
menjauh dari dingin yang datang tiba-tiba.
Entah ada masalah apa antara
mereka berdua.
Dingin dan hangat tak pernah
bisa bersatu.
Selalu saja mereka saling
menjauhi satu sama lain.
Layaknya seperti sepasang
kekasih yang sedang marahan.
Atau bahkan seperti musuh yg
bahkan untuk bertatap muka pun enggan.
Ahh sudahlah, apa urusanku
memikirkan masalah mereka.
Masalahku saat ini hanyalah
dia.
Dia yang berjubah hitam pekat
yang datang terlalu cepat.
Dia yang dengan jubahnya
telah menutupi langit pagi ini.
Dia yang telah menggiring
dingin memenuhi atmosfir bumi.
Entah sampai kapan dia
berdiam diri disitu.
Atau mungkin aku yang harus
membiasakan diri.
Mungkin aku bisa menyapanya
dan mengajaknya berbincang tentang kehidupan.
Mungkin itu bisa membuatku
beradaptasi dengannya pagi ini.
"Hai mendung, apa kabar
?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar